“ Fuck ! Atasan sialan” Rutukan yang tak henti henti keluar dari pria yang memiliki tahi lalat diatas sudut bibir bagian kiri itu. Tak sedikit! Benar benar tak sedikit pekerjaan yang ditumpahkan padanya hanya karena bosnya terbang begitu saja pulang. Kerjasama yang mereka kirimkan lewat email beberapa minggu kebelakang baru mendapatkan jawaban kemarin, dan sampai detik ini belum setengah dari respon yang harusnya mereka balas. Dan lagi dalam waktu menjelang malam seperti ini akan banyak undangan jamuan makan malam yang harus dihadiri. Ada 2 hingga 3 meeting dan semuanya akan selesai tepat satu jam sebelum tengah malam jika saja berlangsung mulus. Untung saja dini hari besok tak ada jadwal rapat planning dan diskusi alot lainnya, sehingga tampaknya ia bisa pulang ke apartemen dan tidur untuk beberapa jam sebelum kembali ke neraka ini pagi pagi sekali jam 6. Tangan yang mengetik dan sesekali melihat berkas lain membuat Boss tak sengaja menatap pigura kecil disudut meja yan...
Gemiricik air hujan yang menghujam atap rumah megah tak menyurutkan niat Fort untuk berkunjung kerumah Peat. Ditangannya sudah terdapat payung besar dan sekotak makanan yang akan ia jadikan alasan untuk masuk kerumah Peat. Bersyukur ketika sang ibu memasak lauk pauk dalam jumlah banyak jadi bisa ia manfaatkan sebagai alasan. Kakinya yang beralaskan sandal terbuka mulai melangkah bersamaan dengan payung yang terangkat dikepalanya. Dengan hati hati ia melangkah untuk menghindari beberapa genangan air yang sudah terbentuk karena derasnya hujan. Tak lama, hanya dengan beberapa langkah kini ia sudah sampai dipekarangan rumah yang luas. Rumah Peat tak semegah rumahnya, namun rumah Peat memiliki pekarangan yang sangat luas. Rumah Peat terkesan minimalis dengan dikelilingi banyaknya tanaman. Ayah Peat sangat gemar berkebun, tiap minggu akan selalu datang bibit baru untuk ditanami. Jadi tak heran rumah Peat lebih terlihat seperti kebun yang tak sengaja diselipi rumah dua lantai. Sesaa...
Tubuh polos yang berada dibawah kungkungannya terkulai lemas. Selepas Fort melakukan marking pada omeganya, Peat mengalami kesakitan didalam tubuhnya berkepanjangan. Ini biasanya terjadi jika tubuh keduanya saling menolak dan berujung menyakiti omega yang di marking . Fort tak ambil pusing. Nafsunya masih sangat tinggi dan ia sangat ingin menyetubuhi tubuh menggiurkan ini. Tangannya sibuk menggerayangi tubuh polos Peat yang sudah tak tertutupi apapun, hoodie putih yang Peat kenakan sudah lama terlepas karena ulah Fort yang tak sabaran. Begitu juga dengan Fort yang sudah siap dengan adik besarnya yang tampak mengacung tinggi. Sama sekali tak mempedulikan tubuh Peat yang semakin lama semakin panas. Bibir penuh itu menghisap daging merah mudah yang berada didalam mulut Peat. Lenguhan kenikmatan dari Fort bercampur dengan rintihan lemah dari Peat. Mulut yang semakin panas itu membuat Fort semakin bergairah. Peat yang demam tampak seribu kali lebih menafsukan. Bibir penuh itu kemudian ...
Komentar
Posting Komentar